Apa yang kamu pikirkan saat mendengar atau melihat kata “ Pemanis Buatan “ ?
Manis ? atau …. Kamu terbayang makanan-makanan manis itu.
Langsung saja, berikut ini penjelasan seputar pemanis buatan.
Pemanis terbagi menjadi 2, pemanis alami dan pemanis buatan.
Pemanis buatan(pemanis sintetis) sendiri adalah zat kimia pengganti gulayang merupakan bahan tambahan yang dibuat untuk meniru efek gula dengan jumlah kalori yang rendah.
Berikut ini beberapa jenis pemanis buatanyang beredar di pasaran, telah lolos uji keamanan kesehatan dan diperbolehkan untuk digunakan, antaralain :
Pemanis buatan yang paling sering digunakan dalam industri makanan, karena tidak menyisakan rasa pahit. Tapi derajat kemanisannya sangat tinggi, sekitar 60-220 kali gula murni. Dan biasanya digunakan untuk pemanis es krim, gelatin, sereal, minuman berkarbonasi dan permen karet. Batas konsumsinya hanya 50 ml/kg berat badan atau 5500 mg/kg per produk.
Untuk tingkat kemanisan sakarin sekitar 200–500 kali lipat dibandingkan dengan gula. Sakarin menimbulkan rasa pahit setelah penggunaannya. Batas penggunaannnya 1200 mg/kg per produk.
Siklamat memiliki derajat kemanisan 30 kali gula pasir. Batas penggunaannya 1250 mg/kg per produk ( sebagai asam siklamat ).
Pemanis turunan asprtam ini memilliki derajat kemanisan 7000–13000 kali gula. Banyak digunakan pada makanan rendah kalori dan makanan lainnya. Batas penggunaannya 90 mg/kg per produk atau 18 mg/kg berat badan perhari.
Terlalu banyak konsumsi pemanis buatanbisa menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Apa saja ? berikut ini diantaranya :
Konsumsi makanan atau minuman berpemanis buatandapat meningkatkan resiko penambahan berat badan. Karena memiliki kalori yang rendah, makanan bepemanis bisa mendorong kecenderungan untuk makan lebih banyak akibat tubuh mengganggap masih kekurangan gizi. Dan hal tersebut bisa meningkatkan resiko kelebihan berat badan hingga obesitas.
Kandungan kalori pemanis buatanmemang rendah, namun nutrisi yang dimilikinya juga rendah. Jika terlalu sering mengonsumsi pemanis buatan, bisa memicu kecanduan gula atau pemanis buatan itu sendiri. Ini bisa membuat rasa ketidak tertarikan dengan buah-buahan dan sayuran lo. Dan risikonya, bisa mengalami kekurangan nutrisi.
Suka makan dan minum manis akan beresiko terkena diabetes. Sebab semakin banyak kamu makan gula, makan tubuh akan semakin memperbanyak produksi hormon insulinpada tubuh.
Insulin sendiri berperan mengolah gula dari makanan menjadi energi. Namun ketika kadar insulin tubuh dan kadar gula tinggi, maka tubuh akan mengembangkan kondisi bernama resistensi insulin yang menjadi pemicu diabetes.
Kardiovaskular merupakan penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah. Konsumsi gulaberlebih bisa mengganggu kerja jantung untuk memompa darah. Serta dapat meningkatkan tekanan darah dan merangsang hati untuk membuang lemak ke aliran darah. Semakin banyak lemak dalam darah, maka semakin tinggi pula tekanan darah.
Sindrom metabolik adalah sekumpulan masalah kesehatan yang diakibatkan oleh gangguan pada kerja sistem metabolisme tubuh. Seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi atau kombinasi dari ketiganya.
Asupan gulaberlebih lama-lama akan mengganggu kerja berbagai organ vital tubuh yang terlibat dalam sistem metabolisme. Mulai dari hati, ginjal, jantung dan sistem hormon.
Kalau sangat terpaksa sekali diwajibkan menggukanan pemanis (misalnya untuk restoran) :
Buah lebih banyak mengandung vitamin, mineral, serat, antioksidan, serta nutrisi lain yang baik untuk kesehatan tubuh kita.
Tidak selamanya pemanis buatan terasa “ manis “. Yang manis alami adalah yang sebenarnya benar-benar manis, untuk kesehatan dan untuk lidah juga. Tapi tetap perhatikan kesehatan dan konsumsi pada batas normal. Selamat hidup sehat !
By. Ria Miantika – Klinik Sinshe Phan
Alamat :
Jakarta, Perumahan Gading Arcadia blok Q no. 51-52.
021-4606572, 021-4606573, 021-4606576.
Bandung, Ruko Mall Trade Center (MTC) Blok D no. 9.
022-7537677. 022-7537677
Konsultasi = 0811-2289-896
Whatsapp (Only) = 0813-1275-5519
============================================================
If you enjoyed this article please consider sharing it!
Klinik Pengobatan Herbal